karya baru
Pertemuan Penyebrang
Jalan
Dengan langkah
gontai, aku pergi menuju kamar mandi untuk membasuh wajahku. Sayup sayup
terdengar suara lantang kakakku yang sedari tadi ingin mengajakku pergi
mengunjungi suatu tempat yang berkesan baginya. Yah, itu baginya dan bukan
bagiku. Bagiku tempat itu amat sangat sungguh biasa sehingga ku malas untuk
menemaninya. Tapi karena imbalan magnum gold akupun pergi bersamanya siang itu.
Dengan sepeda motornya yang mengeram otok-otok itu kita melaju kencang melewati
jalan pandanarang. Aku terkejut ketika ku lupa mengenakan jilbabku hingga
sampai di depan lampu merah aku baru tersadar. Aku meminta putar balik sepeda
otok itu namun dia tak peduli. Dengan jaket hitamku, ku kerudungkan kepalaku
hingga tertutupi dan ku dobel mengenakan helm. Sungguh bodohnya diriku hari
ini. Ku lihat sekeliling jalan yang ramai para pengamen yang hendak mencari
tumpangan untuk mereka pulang. Ramainya jalan siang ini membuatku semakin malas
untuk mengikuti iringan motor kakakku yang sedari tadi mengoceh. Namun apa
boleh buat, aku tak bisa pulang sendiri karena ku tahu, nanti ku akan mendapat
magnum gold darinya lagi, dan lagi.
Dengan
senyuman tipis ku menengok ke kiri jalan untuk sekedar mencari seseorang yang
ku kenal, jangan sampai mereka tahu bahwa aku pergi tanpa mengenakan jilbabku.
Namun penglihatanku terhenti kepada seorang penyebrang jalan yang juga menengok
kearahku. Tak ku sadari bahwa dia cukup tampan untuk ku lihat hari itu. Ingin
rasanya ku berteriak kepada kakakku untuk memperlambat speedometer motor
otoknya. Perasaanku sempat sedikit lega
ketika ku akan berhenti di perempatan lampu merah. Dalam hati ku berkata,
semoga kamu berada disampingku saat ini. Namun ternyata bapak-bapak yang tengah
berada persis di samping kananku. Aku tersenyum sinis ketika mengetahuinya dan
berusaha berpaling arah agar si bapak bapak itu tak curiga. Dan ketika motor
otok kakakku berjalan lagi ku tolehkan kepalaku 180 derajat ke arah sepeda
motor dibelakangku, tak ku sangka dia pun menoleh ke arahku melalui kaca spion
di motornya itu. Sayangnya kini kita tak searah dan aku senyum-senyum sendiri
ketika ku sampai di tempat yang katanya “favorit” untuk dikunjungi kakakku itu.
Sampai akhirnya ku melupakan cowok yang ku temui di seberang jalan tadi saat ku
ikut kakakku jalan-jalan di tempat yang katanya “favorit” untuk dikunjungi itu.
Sampai dirumah
aku dah kesal dengan semua yang ku alami tadi. Gara-gara cowok itu, magnum gold
ku ludes alias lupa nagih sama pemilik motor otok yang kutumpangi tadi. Igh
sial, gak kesampaian deh dua duanya. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumahku
dan kebetulan hanya ada aku dan kakakku disana. Namun malangnya, tak ada yang
meu membukakan pintu rumah sampai ketukannya semakin kencang. Dengan langkah
gontai kembali aku menuju kea rah pintu sambil membukakannya. Dan ternyata, ada
seorang cowok tampan berdiri tepat dihadapanku dengan didampingi adiknya yang
berjilbab itu seraya mengulungkan satu kantong plastic yang entah berisi apa. Disana
aku hanya melongo melihatnya dan tersanjung ketika dia mengucap “hai”, tak
berkedip, tak berpindah, hingga akhirnya kakakku muncul dari belakang bertanya
siapakah gerangan orang yang bertamu ke rumahku jam segini. Dan dia disuruh
masuk oleh kakakku, hm. Tapi aku masih tetapp melongo di teras rumahku sambil
membawa bingkisan yang dibawanya dan telah kuterima itu. Mencoba berfikir apa
yang ku fikirkan saat ini dan mengapa aku begitu terpesona dengannya.
Aha, aku
ingat! Dia adalah orang yang ku temui di seberang jalan tadi. Ya dia orangnya,
dia orangnya, dia orangnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Aduh! Ada
bantal nyasar nimpuk kepalaku. Suara jeritan kakakku yang menggelegar menusuk
gendang telingaku yang tersumbat headset sedari tadi. Ku terbangun dan ternyata
semua itu Cuma mimpi. Yey, Cuma mimpi saat aku ketiduran di kursi ruang santai
rumahku. Dan gak ada orang yang mencoba bertamu di rumahku, yang berisikan aku
dan kakakku, di siang bolong gini. Sial! Kapan-kapan aku harus mengajak kakakku
pergi ke tempat yang katanya “favorit” untuk dikunjungi kakakku itu lagi. Yey,
aku masih penasaran dengannya.
Komentar
Posting Komentar