Paper Virus Marburg
TUGAS PAPER
“MEWABAHNYA PENYAKIT MARBURG”
Untuk Memenuhi Tugas Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu : dr. Mahalul Azam, M.Kes.
Disusun Oleh :
Anggit Aprindrian Prehamukti
6411414157
Rombel 6
JURUSAN ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
PEMBAHASAN
I.
EBOLA
VS MARBURG
Kita hari-hari
ini cukup dikejutkan oleh laporan WHO menyebutkan ditemukannya kasus penyakit
Marburg di Uganda yang meninggal beberapa hari yang lalu. Ada 146 orang kontak
pada pasien ini sedang diawasi dengan ketat.
Penyakit Marburg
disebabkan oleh virus yang masih satu golongan dengan virus Ebola, yaitu
filovirus (Filoridae). Angka kematiannya juga tinggi, 24-88%, dan juga tidak
ada obat dan vaksinnya. Gejalanya juga mirip Ebola, demam dll dan dapat terjadi
perdarahan hebat, sehingga disebut Marburg Hemorrhagic Fever, mirip dengan nama
Ebola Hemorrhagic Fever. Gejala lain penyakit Marburg adalah diare cair hebat,
nyeri perut hebat dan kelemahan. Perdarahan dapat terjadi muntah darah, berak
darah, perdarahan dari hidung, mulut dan bahkan vagina.
Selain pada
monyet Afrika, African green monkeys, penyakit Marburg juga dihubungkan dengan
kelelawar jenis Old World Fruit Bat. Wabah penyakit ini bermula pada tahun 1967,
di kota Marburg dan Frankfurt di Jerman serta Belgrade di Serbia, dan bermula
dari penelitian pada monyet dari Uganda yang diperiksa di Lab di Jerman.
Wabah terakhir
penyakit Marburg di Uganda terjadi pada 2012 yg lalu, 20 kasus dan 9 orang
meninggal dunia. Dengan adanya kasus baru Marburg di Uganda maka kita semua
tentu harus waspada, khususnya karena Ebola juga masih terus merebak dan sudah
masuk ke Amerika dan Eropa pula. (Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, 2014)
II. PENGERTIAN
1.
Marburg Disease,
disebabkan oleh filovirus (lt.filoviridae), adalah jenis virus yang jarang
diketahui dengan identifikasi berupa demam disertai pendarahan, dan penyakit
ini mirip dengan Ebola. Para ilmuwan mencurigai virus ini disebarkan melalui
kontak langsung dengan cairan dan jaringan tubuh yang terinfeksi, atau dengan
obyek penanganan yang terkontaminasi. (CDC,
1967)
2. Penyakit Marburg adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus yang masih satu golongan dengan virus Ebola, yaitu filovirus
(Filoridae). Selain pada monyet Afrika, African green monkeys, penyakit
Marburg juga dihubungkan dengan kelelawar jenis Old World Fruit Bat. (Prof. dr.
Tjandra Yoga Aditama, 2014)
III. STRUKTUR VIRUS
Photo courtesy of the CDC Public Health Image
Library
Virus Marburg
memiliki morfologi yang mirip dengan virus Ebola yaitu berbentuk filamen dan
berkelok-kelok sehingga dimasukkan ke dalam famili Filoviridae (filo =
filamen/benang) dan genus Filovirus. Dilihat dari mikroskop, virus-virus
tersebut memperlihatkan partikel-partikel sel berukuran kecil, halus dan
memanjang, serta kadang-kadang melingkar-lingkar dalam bentuk aneh, diameter
virion yaitu berukuran sekitar 80 nm dengan panjang 800 – 1.000 nm. Kapsomer
tertutup nukleokapsid yang berbentuk helicoid. (WHO, 2009)
Virus Marburg
ditemukan disegala jenis darah dan hati manusia ketika masuk tahap percobaan di
Laboratorium. Para ahli berpendapat bahwa pembawa virus Marburg yang paling berbahaya yaitu pada
monyet, manusia (menyebar saat memasuki tahap paling akut), bayi babi, bayi
tikus, dan embrio ayam. Tidak ada tanda-tanda bahwa tikus dewasa membawa virus
penyakit, virus ini berduplikasi pada tikus yang baru lahir. (G. Wolf, 1971)
Penularan
filovirus dari kelelawar :
1. Penularan virus (PCR) 1,6-5,1 %
2. Penularan sebelumnya (IgG) 2,3-20,5 %
Berikut ini adalah
gambar mengenai penularan virus Marburg/Ebola melalui perantara hewan :
Diagram courtesy of Wolfe et al. 2007
IV. EPIDEMIOLOGI
VIRUS MARBURG
Pada Agustus 1967, beberapa
peneliti di Jerman yang sedang mengambil sampel darah dari monyet tiba-tiba
menderita sakit dengan gejala demam. Kasus ini berkembang pula di Belgrade, 7
dari 30 orang mengalami demam cukup parah. Distribusi kasus penyebaran virus
ini bermula di Marburg, jumlah monyet meningkat pada waktu yang bersamaan.
Total persebaran penyakit ini mencapai titik puncak dan menular pada tubuh
manusia. Faktanya, berawal dari 25 kasus dan 5 tambahan kasus penularan penyakit
yang lebih parah semakin lama mencapai persentase tertinggi. 20 dari 29 orang
yang terkena virus Marburg ditularkan melalui kontak darah monyet ke penderita
hingga akhirnya menyebar ke dalam jaringan tubuh manusia. (W. Hennesen, 1971)
Meskipun Ebola dan
Marburg disebabkan oleh virus-virus yang berbeda, dua penyakit ini berdasarkan
ilmu pengobatan hampir tidak bisa dibedakan satu sama lainnya. Kedua penyakit
ini jarang ditemukan, namun memiliki kemampuan untuk menciptakan wabah yang menyebar
secara dramatis dengan tingkat kematian sangat tinggi. Berdasarkan pengalaman,
wabah sebuah penyakit cenderung menarik perhatian pihak otoritas kesehatan
hanya setelah penyebarannya tidak mampu lagi disaring melalui pengawasan
infeksi dalam pelayanan kesehatan yang telah diciptakan sebelumnya.
Sejauh ini, penyakit Marburg masih
belum ditemukan vaksin atau perawatan khusus. Walaupun dalam beberapa tahun
terakhir ini penyelidikan dilakukan secara intensif, termasuk melibatkan hasil
test terhadap ratusan binatang, serangga dan tanaman-tanaman, belum ada hewan
atau sumber-sumber lingkungan alam lainnya dari kedua virus itu yang berhasil
diidentifikasi.
Monyet-monyet sangat sensitif untuk
menginfeksi, namun tidak dipertimbangkan sebagai tempat berkumpulnya virus ini
karena secara kasat mata semua hewan yang terinfeksi terlalu cepat mati untuk
menjadi pusat penyebaran virus ini. Manusia juga dinilai tidak merupakan bagian
dari siklus transmisi penyakit ini.
Wabah penyakit ini dilaporkan telah
terjadi di negara Angola, Republik Demokratik Kongo dan Afrika Selatan. Wabah
penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Jerman dan mantan negara Yugoslavia
pada tahun 1967. Saat itu virus tersebut terdeteksi pada sejumlah pekerja di
laboratorium yang tertular dari seekor monyet hijau (Cercopithecus aethiops)
asal Uganda yang terinfeksi virus mematikan tersebut.
Penyebaran virus antar manusia
membutuhkan kontak yang sangat dekat dengan pasien. Infeksi terjadi saat
terjadi kontak dengan darah dan cairan tubuh, seperti kotoran manusia, muntah,
urin dan keringat, dengan konsentrasi virus yang tinggi, khususnya ketika
cairan itu mengandung darah. Transmisi melalui sperma yang terinfeksi juga
dapat terjadi hingga 7 minggu setelah pasien disembuhkan.
Infeksi melalui kontak tubuh secara
langsung dinilai sangat jarang terjadi. Rendahnya tingkat transmisi antar
manusia melalui kontak tubuh dikarenakan bahwa transmisi aerosol melalui
pernafasan tidak efisien. Transmisi juga tidak akan terjadi selama masa
inkubasi.
Seseorang diduga sangat berpotensi
menginfeksi sesamanya saat menderita gejala-gejala terjangkit virus Marburg.
Kontak dekat dengan pasien yang sakit keras selama dirawat di rumah atau rumah
sakit dan proses pembakaran jenazah merupakan cara paling umum penyebaran virus
tersebut.
Penyebaran melalui peralatan
injeksi yang terkontaminasi atau jarum suntik pada luka-luka tertentu diduga
akan semakin mempercepat penyebaran virus, memperburuk kondisi kesehatan dan
kemungkinan tingginya resiko kematian. Masa inkubasi dari virus ini adalah 3
hingga 9 hari.
Semua kelompok
umur sangat rentan terinfeksi dengan virus Marburg, tetapi kebanyakan kasus ini
menimpa orang-orang dewasa. Sampai dengan penyebaran virus Marburg di Angola,
kasus-kasus anak kecil yang terinfeksi virus ini sangat jarang. Dalam wabah
penyakit terbesar yang pernah tercatat sebelumnya di Republik Demokratik Kongo
dari tahun 1998 - 2000, hanya ditemukan 12 orang atau 18 % dimana korbannya
berusia dibawah 5 tahun. (WHO, 2009)
V. GEJALA
Sakit yang disebabkan virus Marburg
mulai datang secara tiba-tiba dengan gejala sakit kepala dan perasaan tidak
sehat. Otot-otot nyeri dan sakit adalah gejala umum yang dirasakan oleh
pengidap penyakit ini.
Panas tinggi umumnya terlihat pada
hari pertama, dan diikuti kondisi tubuh yang melemah dengan cepat. Dihari
ketiga, si penderita akan mengalami diare, sakit dan nyeri pada perut, pusing
serta muntah-muntah. Pada umumnya pasien akan menderita diare selama satu
minggu.
Ciri-ciri pasien yang telah
mencapai tahap ini digambarkan seperti orang yang telah kehilangan jiwanya atau
mati, seperti mata cekung, wajah yang tidak memiliki ekspresi lagi dan
kelihatan sangat letih.
Banyak pasien mengalami
gejala-gejala penyakit haemorrhagic ini antara hari kelima dan ketujuh, dan
untuk kasus yang sangat fatal pada umumnya pasien mengalami pendarahan disejumlah
bagian titik tubuhnya. Darah-darah segar biasanya ditemukan dari hasil muntahan
dan kotorannya, disertai dengan pendarahan dari hidung, gusi dan vagina. Selama
mengidap gejala-gejala penyakit ini, pasien biasanya menderita panas yang
tinggi.
Akibatnya, sistem saraf pusat bisa
terganggu sehingga menyebabkan kebingungan, mudah marah dan agresif. Dalam
kasus yang fatal, kematian pada umumnya terjadi antara hari kedelapan dan
kesembilan setelah mengidap gejala-gejala penyakit tersebut, dan biasanya
diawali dengan kehilangan banyak darah dan shock. (WHO, 2009)
Demam hemoragik Bolivia &
Argentina dan Demam Lassa menyebabkan terjadinya demam, rasa tidak enak badan
(malaise), nyeri dada, nyeri diseluruh tubuh, dan muntah. Pada demam hemoragik
Bolivia & Argentina sering terjadi pendarahan pada mulut, hidung, lambung,
dan saluran pencernaan. Pendarahan hebat lebih jarang terjadi pada demam Lassa.
Kematian dapat terjadi akibat syok yang disebabkan oleh kebocoran cairan dari
dalam pembuluh darah. Infeksi ini seringkali berakibat fatal. Sekitar 2-20%
orang yang terkena demam Lassa meninggal. Angka kematian tinggi (mencapai 92%)
pada wanita hamil atau baru melahirkan. (Marguerite U, 2009)
Masa inkubasi penyakit Marburg
bervariasi antara 4-10 hari. Gejala yang mula-mula dirasakan penderita adalah
nyeri otot dan nyeri kepala. Pada esok harinya, penderita merasa demam tinggi,
sampai 400 C. Pada hari ketiga, dapat ditemukan nyeri rongga dada,
batuk-batuk, dan pernafasan tertekan. Esok harinya dapat ditemukan diare,
muntah, nyeri sendi, dan tidak mau makan.
Pada hari kelima, terlihat gejala
yang parah berupa darah keluar dari mulut, diare berdarah, muntah darah,
berkeringat terus, kemudian tidak sadarkan diri. Kematian umumnya terjadi pada
hari ke-6 sampai hari ke-9 setelah gejala penyakit muncul.
Diagnosa
Dugaan infeksi virus Marburg
didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan. Penderita juga
memiliki riwayat bepergian ke daerah-daerah dimana sering terjadi infeksi.
Pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi virus dapat membantu untuk mengonfirmasi
diagnosis. Contoh darah atau jaringan yang terinfeksi, terutama jaringan hati,
juga dapat diperiksa. (Marguerite U, 2009)
Diagnosis yang hanya didasarkan
pada pemeriksaan klinik saja sangat sulit ditentukan, terutama apabila hanya
kasus tunggal. Sejumlah diagnosis banding perlu mencantumkan, antara lain :
Crimean-Congo Haemorrhagic Fever, Korean haemorrhagic Fever, Rift Valley Fever,
demam virus Chikungunya, Yellow fever.
Untuk peneguhan diagnosis
laboratorik, spesimen (darah, cairan tubuh, dan jaringan hati) hanya dikirimkan
ke laboratorium referensi yang mempunyai tingkat keamanan tinggi dan fasilitas
pendukung yang memadai. Laboratorium tersebut antara lain :
1. Special
Pathogens Branch, Division of Viral Diseases, Centers for Infectious Diseases,
Center for Disease Control and Prevention, Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
2. Central
Public Health Laboratory, Colindale, London, Inggris.
3. National
Institute for Virology, Sandringham, Republik Afrika Selatan.
VI. PENCEGAHAN
DAN PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan yang spesifik
untuk penyakit Marburg. Penanganan pasien disarankan untuk memperhatikan
“Mobile Clinical Laboratory Manual. Clinical Laboratory Support and the
Management of Patients Suspected of Infection with Class IV Agent” (Mitchell SW
dan McCromick JD, 1992)
Pengobatan
Satu-satunya terapi untuk infeksi
virus Marburg adalah perawatan suportif sacara umum, yang meliputi pemberian
cairan melalui pembuluh darah dan terapi lain untuk menjaga fungsi tubuh.
Pemulihan dapat memakan waktu yang lama.
Info terbaru dari pengobatan virus
Marburg, Agustus 2014
Jurnal Science Translational Medicine memberitakan
sukses penelitian yang membangkitkan harapan akan ditemukannya obat untuk
menyembuhkan pasien terinfeksi virus Ebola. Virus Marburg, menurut jurnal itu,
berhubungan dekat dengan Ebola.
Peneliti
mengatakan 16 monyet terinfeksi virus Marburg, dengan kondisi beragam; mulai
dari gejala awal sampai sekarat. Mereka diberi suntikan obat produksi Tekmira
Pharmaceuticals Corporation pada waktu berbeda, mulai dari 45 menit sampai tiga
hari setelah infeksi. Sekelompok monyet lain, yang juga terinfeksi, tidak
diberi obat itu. Hasilnya, seluruh monyet yang diberi obat sembuh dan kembali
ke kehidupan normal. Yang tidak diberi obat meninggal pada hari kedelapan
setelah terinfeksi.
Pencegahan
Belum ada vaksin yang tersedia
untuk mencegah infeksi virus Marburg. Isolasi ketat sangat penting untuk
mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Soeharsono
(2002). Zoonosis:
Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. From : http://books.google.co.id/books?id=BaV3U0vkTtoC&pg=PA104&lpg=PA104&dq=GEJALA+PENYAKIT+virus+marburg&source=bl&ots=90xV-dUfUp&sig=omh_CyYNDE2oFF46Gc8jJEGo3As&hl=en&sa=X&ei=Tl1KVIb0LMzM8gWtpYGYBQ&redir_esc=y#v=onepage&q=GEJALA%20PENYAKIT%20virus%20marburg&f=false
2.
U, Marguerite A. 2009. Hemorrhagic Fevers. Merck Manual Home Health
Handbook. Mediacastore.
3.
Verona (2010). Ebola and Marburg Viruses Human-Animal
Interfaces. From : http://www.fao.org/docs/eims/upload/276639/ak744e00.pdf
4. Teguh Setiawan (2014). Ditemukan! Obat yang Berpotensi Melawan Ebola. From : http://m.inilah.com/read/detail/2129451/ditemukan-obat-yang-berpotensi-melawan-ebola
5. Libby Burch (2012). Lassa, Ebola, dan Marburg Viruses, From : http://web.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2012/Lassa%20Libby%20Burch/LassaEbolaMarburg_LibbyBurch_3-8-2012.pdf
6. Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama (2014) Selain Ebola, Kini Ada kasus baru Marburg diseases. From : http://www.litbang.kemkes.go.id/node/539
7. Professor Dr. med. Gustav Adolf Martini (1971). Marburg Virus Disease. From : http://link.springer.com/search?query=Marburg+diseases&facet-discipline=%22Medicine%22
8. WHO (2009). Virus
Marburg yang Mematikan. From : http://www.indosiar.com/ragam/virus-marburg-yang-mematikan_21475.html
sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
BalasHapussundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet
Good day everyone, two months ago I was diagnosed with (urethral cancer), which had caused me a great deal of pain and pressure on my bladder. My doctor insisted that there was no other choice but to go under the knife. So everyday I was online searching for herbal medication. I never want to undergo any surgery. so. I have so many testimonies on how they were healed by dr. Imoloa herbal medication. without wasting time i contacted him (dr. Imoloa). on how to get the herbal remedies. I received the herbal package in less than a month, and I followed the steps and procedure on how I should be taking it. and one months later I was scheduled for an ultrasound check: it was shocking. The cancer had completely gone, I had consulted my doctor and canceled the surgery and with your dedicated counseling guidance I managed to completely treat the urethral cancer, along with the pain and anxiety that this condition had inflicted on me. a big thanks to God almighty, thank you Dr. Imoloa for the powerful herbal medication you have to cure people. you reach him on Email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com WhatsApp number- +2347081986098.
BalasHapus