Remind part 2

Remind
Anisa POV
Aku lagi siap-siap ikut ekskul paskib, sama Lina, Arum, dan temen temen sepuluh c. Rambut udah pendek, kaos putih panjang, rok selutut, kaos kaki putih panjang, pantofel hitam kinclong. Siap nunggu “panggilan” dari senior. Keinginanku banget buat ikut ekskul ini saking elit nya. Terus tiba-tiba aku tahu Andien satu seksi bidang olahraga dengan Yusuf, rasanya campur aduk banget. Awas aja kalo ia bertingkah aneh-aneh. Baru sebentar aku diem dalam batin, ia memanggilku ke depan kelas sepuluh g. Disitu ada Heni, Yusuf, dan Andien pastinya. Heni dan Yusuf dulunya sepasang kekasih, Heni adalah sahabat baikku pada saat itu. Heni tau aku menyukai Yusuf semenjak kelas 7, tapi ternyata ia mendekati Yusuf dan akhirnya mereka pacaran. Andien tahu karena aku senang menceritakan hal-hal rahasia kepadanya. Melihat kondisi sekarang ini aku tak tahu apa yang akan diperbuat olehnya. Ia menarikku menuju kelas tapi aku menarik diri, alasanku ingin latihan ternyata cukup kuat. Andien melepaskanku hingga akhirnya ia berkata, “Yusuf, dapet salam dari Nisa.”
---
            “Aaaaaahahahahahaha, ternyata kamu masih inget Nis kejadian itu? Hahahahahaha aku tau ekspresinya si Heni kaya gimana.”
            “Dasar norak ya kamu ndien.”
            “Heleh, kalo aku ga kaya gitu ntar kamu masih penasaran. Yusuf suka enggak sih sama kamu.”
            “Enak aja, aku pas itu udah baikan tau sama si Heni. Malah kamu kompor lagi.”
            “Ah, kan aku gak kenal Heni pada saat itu. Jadi cong aja aku ngomongnya.”
            “Dasar gila.”
---
Klaten. Mei, 2012

Andien POV
            Saat itu sedang diadakan lomba paskib se-Jateng, aku ingat betul hari Minggu. Pertama kalinya main ke Klaten sama temen-temen, Via, Brida, Nita, emang sengaja kepengen lihat lomba paskib SMA lain karena pacar Brida tampil juga pada saat itu. Pastinya calonnya si Nita juga ada disana, pacar Via beda SMA jadi gak ada yang cukup mengena di paskib SMA. Sebelum tampil, kami menyempatkan untuk hunting foto dan mengunjungi pos istirahat tim paskib SMA ku. Hanya aku dan Via yang melongo menemani mereka, sungguh kejam. Biar gak kelihatan bego sendiri karena mereka yang sedang kencan, aku ngajak Via mencari Anisa. Dengan sangat heboh aku menemukan Anisa yang saat itu sedang berada dibawah. Ucapan terimakasih datang kepadaku karena menyempatkan melihat pertunjukan mereka. Ia sangat yakin bahwa aku datang untuknya. Hingga pada akhirnya ia sadar bahwa aku terus menatap Wiga yang sedang diberi semangat oleh kakak tingkat, persis orang itu sudah kutemui didepan kelasku kemarin. Aku yakin ia sudah berhubungan dekat dengan Wiga, aku melihatnya tampil dengan penuh penyesalan meskipun aku tau ia selalu tampan ketika mengenakan seragam itu.
---
            “Ooooooh, jadi waktu itu kamu dateng bukan buat aku? Tapi buat Wiga?”kata Anisa kemudian.
            Aku mengangguk.
            “Gila lu ndien, bisa-bisanya nyembunyiin perasaanmu ke dia selama setahun dari aku. Apalagi kita sekelas. ”

            “Justru karena kita sekelas waktu itu. Awalnya aku cuman cari dia buat asik-asikan aja Nis, biar bisa cepet lupain mantan. Eh ternyata kebablasan.”
            “Hahahah, itu akibatnya kamu gak cerita sama aku. Berarti intinya aku jadi alesanmu nih biar bisa dateng di acara itu. Jadi alibimu ceritanya?”
            “Enggak juga sih, pacarnya Brida sama calonnya Nita kan anak paskib juga.”
            “Rese’lo!”
Pesanan kami datang. Pelayan itu tersenyum simpul kepada Nisa namun ia tak menggubrisnya. Ucapan terimakasih datang dari gadis itu.
            “Eh iya, tahun kedua kan aku sekelas sama Heni. Tau gak, tiap siang tu ya Yusuf selalu ke kelas buat minjem buku.”
            Nisa menuangkan kecap begitu banyak, aku tahu dia ga terlalu suka kecap.“Ooo minjem buku ke Heni?”
            “Iya, kayanya sih itu cuma modus. Yusuf masih pengen jadi pacarnya Heni kalik.”
            Brakkkk“Andiiiiiien!!! Lu mau manas-manasin aku sekarang?”
            “Yeee siapa juga yang mau manasin, kan aku cuma cerita.”
“Ceritamu gak asik.”
“Hahah. Eh nis, ditahun kedua kan kamu masih sekelas sama Wiga. Aku yakin ada suatu kejadian lain yang nyangkut dia.”Nampaknya emosi Nisa sedikit stabil.
            “Bener ndien, Wiga deket banget sama Sinta pas itu. Mereka aja pake panggilan sayang meskipun sama-sama udah punya pacar.”
            “Udah tau.”
            “Seriusan? Kamu tau darimana?”
            “Banyak mata-mata Nis dikelasku, semenjak 4 orang itu tau kalo aku kebablasan move on sama si Wiga.”
            “Aaaahahahaha, kenapa aku gak bilang aja ya ke Wiga waktu itu.”
            “Lu pengen aku pindah sekolah?”
            “Woah, seru tuh kayanya.”
            “!#$%^*&”
---
Agustus 2013.

Anisa POV
            Aku bergegas ke sekolah untuk mencari tau dimana kelas yang akan kupijaki selama setahun kedepan. Kulihat beberapa orang menghampiriku untuk sekedar mengajak melihat bersama. Mereka sudah terlihat jalan bersama dan membicarakan berbagai hal, aku tak tau, siapa lagi yang akan menjadi teman sekelasku kali ini. Pastinya aku dan Heni tidak akan pernah sekelas dengan Yusuf. Cukup membuatku lega, namun mereka memutuskan untuk berpacaran kembali akhir bulan lalu. Meski begitu aku sudah mencoba biasa dengan keduanya, dia orang yang pernah kusuka dan pacarnya adalah sahabatku saat SMA. Cukup tau. Pengumuman nama terpampang didepan kelas, aku mendapatkan urutan kelas kedua dan Andien berada tepat disamping kelasku. Aku yakin Andien sudah datang dari pagi karena hobinya nongkrong di sekretariat osis. Tapi saat aku mendatanginya, ruang osis terkunci. Aku coba cari ke kantin dan ruang IT, tetap nihil. Gak biasanya dia dateng sesiang ini. Satu tempat yang belum aku kunjungi, lapangan basket.
Andien POV
            Aku melihat Anisa turun dari angkutan kota pagi ini, aku yakin ia akan menghampiriku setelah mengetahui hasil pembagian kelasnya. Aku gak ingin bertemu banyak orang hari ini, namun ternyata tempat paling sepi pun ada orang yang tetap mengunjungi. Topan sedang bermain saat itu, aku menghampirinya dan menanyakan keadaannya. Sepertinya ia tidak suka dengan kelas barunya dan memilih kesini untuk mengeluarkan amarah yang ia pendam. Benar saja, kami bermain dengan duel yang sengit. Aku percaya ia akan menjadi pemain hebat nantinya, dengan skill yang ia punya dan caranya memberikan arahan sangat terlihat perkembangannya setahun ini. Kami berada dalam tim yang sama, namun perkembangan tim cowok lebih terlihat semenjak kami ingin bertanding DBL tahun lalu. Harapan kami musnah saat itu karena berbagai hal yang tidak dapat kami penuhi.
            “Udahlah mbak, kalah ya kalah aja.”
            “Bukannya kamu yang baru aja bilang, kita gak boleh kalah meskipun berada dibawah tekanan?”
            “Hahaha, ingatanmu tajam juga ternyata mbak. Ada yang nyariin tuh.”
            Aku melihat Anisa sedang melihatku disudut lapangan, aku berlari kecil menghampirinya. Terdengar suara lantang Topan, “Mbak, aku menang yaaa. Yeeeeaaaah.”aku hanya mengibaskan tanganku kepadanya dan menuju Anisa.
            “Dicariin dimana mana, di sms, di telfon, gak ada jawaban. Ternyata disini, mesra banget lu sama adek tingkat. Udah move on ya?”
            “Tau aja kamu Nis kalo aku disini.”
            “Heleh, gak usah ngalihin pembicaraan sih. Kayanya kamu jodoh sama si Wiga, kalian sekelas lagi kan? Waaaah senengnya aku.”
            “Sama Sinta juga brooo, gilak bisa mati kutu aku dikelas. Gimana bisa ngelupain kalo kaya gini caranya.”
            “Udahlah, biarkan mengalir.”
            “Gundulmu! Kamu tau kan Heni sama Yusuf jadian bulan lalu?”
            “Iya aku tahu.”
            “Kamu tau kan kalo kelas mereka deketan?”
            “Iya aku tahu.”
            “Kamu gak papa kan?”
            “Sekarang lu perhatian sama aku nih ceritanya?”
            “Kagak, cuman merasa kasihan aja sama kisah tragismu.”
            “Sialan lu!”
---
            “Ahahahaha, emang setragis itu ya ndien ceritaku dulu? Emang sih kalo dipikir-pikir, tapi untungnya kelasku sama mereka bertolakbelakang saat itu. Jadi ada alesan lah biar bisa lupain.”
            “Sama aja, kelas jauh tapi sanggar deketan.”Selain anak osis, Yusuf sangat disegani di ekskul Pramuka. Ia selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Sanggar jika jam istirahat maupun pulang sekolah. Letak sanggar berada di belakang kelas Anisa. “Ngeskrim yuk Nis?”
            “Yuk, Solo ya? McD?”
            “Siaaaap.”Kami berkemas untuk melanjutkan acara hangout ini. Seperti biasa, ia yang akan menraktirku terlebih dahulu. Kami melewati pasangan yang gak asing dimataku. Ternyata benar, ia memang teman SD ku, aku bertukar informasi kepadanya sambil menunggu Nisa membayar. Tak lama kemudian kami keluar dengan aku berjalan dibelakangnya. Nisa terhenti.
            “Apa kabar Nis? Kamu dah baikan kan?” tanya seseorang yang berada tepat didepannya. Aku tak cukup tinggi untuk bisa melihatnya sehingga harus menengok. “Heh, Andien. Kamu juga disini?”
            “Eh iya Cup, kamu sama siapa kesininya?” sapaku kemudian.
            “Sama Dila.” Ia memperkenalkan Dila padaku dan Anisa.
            “Ekhmmm pacar baru ya Cup? Alhamdulillah aku udah baik-baik aja kok.” Jawab Anisa kemudian. Panggilan dari kami untuk Yusuf adalah Ucup. Ia dikenal dengan panggilan itu dimana-mana.
            “Mbak Anisa temen SMP nya mas Yusuf kan? Mbak lupa ya sama aku?”Dila bersuara dan Anisa melongo kearahku.
            “Siapa sih cup?” ia balik bertanya kepada Yusuf.
            “Hahaha coba tebak sih Nis.”
            “Mbak lupa, dulu aku sering banget nanya-nanya tentang Smansa ke mb Nisa. Tapi tetep aja mb, aku ga keterima disana.”
            “Oo iya iya aku lupa hehe maafkan.”
            “Kamu udah mau pulang nih Nis, Ndien?”
            “Iya cup, kita duluan yaa.”Nisa mengakhiri percakapan kami. Aku hanya meninju bahu Yusuf sebagai ucapan salam perpisahan. Rasanya aneh sekaligus canggung, dia partnerku selama di osis sampe pernah ngebuat Wiga memata-matai kami. Tapi kali ini gak banyak kata keluar dari mulutku. Aku berkedip. Nisa berbisik kearahku“Kenapa kita selalu dipertemukan dengan mereka barengan gini ndien?”
            “Enggak kok, tahun kemarin waktu di rumahmu dia yang ngajakin aku biar ikut.”
            “Itu beda masalah ndien.”
            “Berangkat ketemu Wiga, pulang ketemu Yusuf, tau aja mereka kalo abis kita bicarain Nis.”
            “Kaya drama korea.”
            “Apa perlu aku jadikan cerpen ya?”
            “Ide bagus, kamu kan jagonya ndien.”Kami berjalan ke parkiran dan ia berbisik kembali kepadaku. “Ndien.” Ia terdiam dan aku menyalakan motorku. “Apa jangan-jangan mereka jodoh kita ya?”
            “Nisaaaaaaaaaa. Lu masih ngarep sama diaaaaaaa?”ia hanya tersenyum penuh dengan makna. Aku ga habis pikir, udah jelas-jelas ditikung sama sahabatnya sendiri semenjak SMP masih aja ngarepin Yusuf. Meskipun hanya bercanda, kami memang selalu mengungkit tentang Yusuf dan Wiga setiap kali bertemu. Hingga sampai saat inipun kami selalu merasa aneh ketika menyadari bahwa selama itu kami menyukai seorang cowok dan tidak pernah berencana untuk mengakui perasaan kami didepan cowok-cowok ini. Lima tahun bukan waktu yang singkat bagiku menyukai seorang cowok secara diam-diam. Begitu pula Anisa yang mampu memendam perasaannya selama tujuh tahun. Dengan begini kita sadar satu sama lain bahwa perasaan dapat tumbuh lama, namun tidak akan mekar jika tidak ada usaha untuk menyatakannya. Higga pada akhirnya akan otomatis layu dan tergantung bagaimana kita bisa menjalani hidup selanjutnya. Yang aku tahu sekarang adalah hanya ingatan manis yang aku dapatkan selama tiga tahun mengenalnya. Pastinya hanya aku yang akan mengingatnya sendirian.
---
April, 2016

Ping!!!
Andien?
Iya cup ada apa?
Kamu tau kan ayahnya Anisa meninggal?
Innalillahiwainnailaihirojiun. Kapan dimakaminnya?
Hari ini jam 1. Kamu di Boyolali?
Aku di Semarang, jam 10 baru balik Byl.
Oke ku tunggu di smansa ya, kita berangkat bareng sama yang lain.
Oke.
Tolong hibur dia ya,

Aku minta tolong sebagai teman.

Selesai.

Komentar

  1. The King Casino | Ventureberg
    Discover the rise and fall of the king casino, one of the www.jtmhub.com world's largest The communitykhabar Casino is ventureberg.com/ operated งานออนไลน์ by the King https://sol.edu.kg/ Casino Group. You can

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer