cerbung eps.1

meraih angan dari hati


Diperlihatkannya segenggam piala gubernur yang telah ia peroleh satu minggu yang lalu kepada orang tuanya.  Betapa bangganya sang bunda ketika melihat anak bungsunya memberikan suatu penghargaan bagi sekolah dan dirinya sendiri itu.  Seberkas rasa iripun tumbuh dari benakku yang sampai saat ini tak menginginkannya lahir di dunia ini. Roby, dia adalah anak kecil yang lahir ditengah-tengah keluargaku tepat 3 tahun setelah aku mendapatkan kebahagiaan di rumah baruku.
Semua rasa sayang yang dulu pernah diberikan ayah dan bunda kepadaku kini tinggal sisa. Aku semakin merasa bahwa aku memang anak tiri mereka. 10 tahun yang lalu, om Ferry dan tante Sandra mengadopsiku di panti asuhan Sayap Ibu karena mereka telah difonis dokter tidak bisa memiliki keturunan. Aku tak tahu kenapa mereka memilih aku, padahal disana masih banyak anak kecil yang lucu-lucu, mungkin karena aku anak yang pendiam jadi mereka memilih aku sebagai anak angkat mereka. Atau alasan lain yang sampai sekarang ku tak tahu dan tak pernah mau mencari tahu.
Dan ketika aku melihat bundaku sakit, aku sangat takut. Kutuntun dia sampai ke kamar, pada saat itu ayahku sedang dinas di luar kota. Aku bingung, tak ada yang bisa kuperbuat selain menangis pada saat itu. Tapi kata-kata halusnya membuatku tenang, “jangan menangis sayang, bunda tidak apa-apa. Mungkin cuma masuk angin.” Katanya.” Tapi Adit takut bun, kita ke dokter yuk biar bunda cepet sembuh?” dan bunda hanya bisa tersenyum kecil menatapku.  Ku rawat dia dengan sepenuh hati hingga ayahpun datang dan mengajak bunda pergi ke dokter.
Betapa terkejutnya aku ketika sampai di rumah sakit, dokter berkata kepadaku kalau aku akan punya adik. Seketika itu aku sangat senang, aku tak akan pernah merasa kesepian lagi jika orang tuaku ada dinas keluar kota. Namun ketika dia berumur lima bulan di dalam kandungan bundaku, perhatian ayah yang dulu kudapatkan kini beralih ke adik kecil yang ada didalam perut bundaku ini. Apa yang aku minta sudah tidak langsung dituruti lagi, sampai aku akan ikut lombapun tidak bisa ditemaninya lagi. Begitu tak pentingnyakah aku?

Komentar

Postingan Populer